Jurnalfakta.com – Apa pengertian dan penjelasan enam metode penetapan harga?. Dalam menentukan harga sebuah produk tidak hanya asal memberikan nominal harga saja, tetapi harus dengan metode-metode. Metode dalam penetapan sebuah harga produk meliputi metode penetapan harga berbasis permintaan, persaingan, dan laba. Hal inilah yang harus Anda perhatikan sebelum menetapkan harga produk Anda.

Penjelasan dan pengertian penetapan harga. Seperti kata Hermawan Kartajaya “Price is about positioning yaitu harga bukan saja sekedar berapa yang dibayarkan tapi juga tentang positioning sebuah merek. Harga merupakan pertanda bagi pembeli, instrumen persaingan, dan cara meningkatkan kinerja finansial.

Harga adalah cerminan persepsi pelanggan terhadap sebuah produk. Produk yang sebenarnya memiliki nilai tinggi di mata pelanggan, jangan sampai menjadi turun karena harga yang ditetapkan terlalu rendah. Harga menjadi sebuah parameter bagi pelanggan, jika harga tersebut mahal, semestinya kualitas produk tersebut baik, begitu pun sebaliknya.

6 metode penetapan harga produk
Metode Penetapan Harga

6 Metode Penetapan Harga

Enam Metode penetapan harga produk ini bisa di terapkan berbasis Persaingan, Laba dan juga permintaan. yang mana ini merupakan rumus dalam menentukan harga sebuah produk. Metode-metode tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Metode Penetapan Harga Cost Based Price

Metode Cost Based Price adalah metode yang paling gampang untuk digunakan. Caranya dengan menghitung total biaya dari biaya tetap, biaya variable, dan biaya semivariable. Penentuan harga jual hanya dengan menambahkan total biaya dengan margin yang diinginkan.

Berikut biaya-biaya yang membentuk biaya total

Biaya Tetap/Fixed Cost

Yaitu biaya yang selalu di tanggung walaupun tidak ada penjualan yang terjadi. Biaya tetap ini meliputi:

  • Biaya peralatan.
  • Biaya sewa.
  • Pajak.
  • Asuransi.
  • Gaji karyawan.
  • Biaya iklan.   

Biaya Variable/Variable Cost

Biaya yang meningkat secara keseluruhan sesuai dengan meningkatnya kualitas penjualan.

Biaya SemiVariable

Biaya ini adalah kombinasi dari biaya tetap dan biaya variable. Contohnya seperti pada usaha penginapan atau penyewaan kamar kost, jika kamar tidak ada penyewa maka ada beberapa pemeliharaan yang tetap harus dikeluarkan dan pada beberapa kelas kamar bisa cukup tinggi besarannya.

Baca Juga: Mengenal Strategi Pemasaran 4P dan Cara Penerapannya

2. Metode Penetapan Harga Demand Based Price

Metode ini merupakan metode penetapan harga berbasis permintaan. Demand based price simpelnya merupakan harga yang ditetapkan berdasarkan permintaan. Kita bisa menggunakan fungsi seperti ini :
Q = 4000 – 40 P

Keterangan:
Q
= Kuantitas yang diharapkan dapat terjual
P = Tingkat harga tertentu

Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa tidak akan ada produk yang terjual jika harga yang ditetapkan adalah Rp 100 atau lebih dan apabila harga yang ditetapkan adalah Rp 0, permintaannya akan mencapai 4000 unit (pada kenyataannya bisa lebih dari 4000). Hal ini dapat digunakan untuk penetapan harga berdasarkan permintaan.

3. Metode Penetapan Harga Competition Based Price

Metode ini tidak terlalu memperhatikan permintaan dan biaya, hal yang penting harga menjadi bersaing dengan pesaing. Pada UKM, metode ini memerlukan dana yang cukup besar untuk bersaing dengan pasar. Bila salah sedikit saja bisa mengakibatkan bisnis Anda tutup karena tidak bisa menutupi biaya yang tercipta.

4. Metode Penetapan Harga Mark Up Price

Penentuan harga dengan menggunakan metode ini adalah dengan menambahkan mark up untuk menutupi biaya-biaya yang ada dan keuntungan yang diinginkan.

Formulanya :
Harga jual = Biaya produk + mark up = Biaya produk + ( % x biaya produk)

Salah satu alasan penggunaan mark up pricing adalah untuk mengurangi ketidakpastian pada biaya permintaan, dengan mendasarkan pada biaya :
A. Penetapan harga menjadi lebih sederhana dan penjual tidak perlu membuat penyesuaian terhadap permintaan.
B. Fleksibilitas terletak pada kemampuannya dalam mendukung tindakan untuk memaksimalkan keuntungan.

5. Metode Penetapan Harga Break Even Price

Dalam metode Break Even Price kita dapat mengetahui berapa produk yang harus dijual agar dapat mengembalikan dana yang digunakan untuk investasi pada produk tersebut. Metode ini mempunyai dua tahap, yaitu :
A. Meneliti hubungan penerimaan-biaya.
B. Memasukan ramalan penjualan actual ke dalam analisa tertentu.

Kita bisa menggunakan formula berikut untuk mengetahui titik break event dari produk yang akan kita jual.

BEP (RP) = BTT1-BVP Atau BEP (Unit) = BTTH-BVR

Keterangan:
BEP
: Titik break even
BTT : Biaya tetap total
BV: Biaya variable
P: Penjualan
H: Harga jual per unit
BVR: Biaya variable rata-rata

Dalam metode ini, Anda harus memperhatikan masalah kurangnya permintaan, karena berkaitan dengan harga, harga yang optimal sangat dipengaruhi oleh hubungan antara harga jual eceran dengan jumlah produk yang akan dibeli oleh konsumen. Dengan mengkombinasikan harga dan volume break even yang paling menguntungkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:

A. Faktor pesaing.
B. Pengalaman dalam penetapan harga.
C. Kondisi produk yang ditawarkan.

6. Metode Penetapan Harga Rate of Return Price

Metode ini banyak digemari oleh pemilik usaha, metode ini memprioritaskan pengembalian modal. Untuk menjalankan prosedur tersebut yang harus dipertimbangkan adalah faktor-faktor sebagai berikut :

A.Estimasi permintaan.
B.Penggunaan fasilitas.

Pada metode ini kita harus bisa mengetahui grand total investasi. Setelah itu kita melakukan perhitungan depresiasi. Formula depresiasi sebagai berikut :

Depresiasi : Total aktiva tetap x 50% per tahun

Setelah kita melihat nilai investasinya tentukan target penjualan per tahun. Kita bisa menghitung profitability Index (PI) dengan formula sebagai berikut :

PI : Kas bersih penerimaan/investasi

Jika hasilnya lebih dari satu maka investasi masih untung.

Kesimpulan:

Dalam menentukan harga sebuah produk tidak serta merta hanya menentukan nominalnya saja, melainkan harus dengan metode-metode penetapan harga. Metode penetapan harga juga harus dilihat apakah memakai metode berbasis permintaan, persaingan, atau berbasis laba. Ini yang perlu Anda perhatikan.

Tidak mudah dalam menentukan harga sebuah produk, apalagi produk tersebut memiliki tingkat persaingan yang tinggi, disinilah kita bisa memainkan harga tanpa mengurangi kualitas produk tersebut.

Bagi pelaku usaha, jangan hanya memikirkan harga nominalnya saja, melainkan harus cermat dan teliti saat ingin menetapkan harga. Karena jika produk memiliki persaingan tinggi dan harga yang dibanderol tinggi maka akan sangat sulit memenangkan persaingan nya. Anda harus memakai metode dengan melihat data-data produksi serta data-data modal dalam produk tersebut.

Dengan menerapkan 6 (enam) metode penetapan harga sebuah produk seperti di atas, Anda akan menemukan harga yang pas untuk produk Anda dan Anda tidak akan buntung atau rugi. Karena modal awal serta modal produksi sudah diketahui, sehingga akan mendapatkan nominal harga yang tepat dan cocok dengan produk tersebut.

Komentar

1 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan